Eiffel Harus Menunggu

Aku pamit A. Aku pergi untuk mengejar mimpi tergila yang pernah tercetus dalam kepala ini. Mimpi yang mulai tercipta untuk sebuah pembuktian diri.

Kamu selalu dikelilingi orang-orang hebat A. Setiap obrolan pasti didominasi dengan cerita tentang orang – orang hebat ini. Kamu selalu dan selalu membanggakan mereka. Dan seperti biasa aku selalu menjalankan peran sebagai pendengar yang baik. Dalam sunyi perlahan-lahan aku mulai tenggelam, aku hanyalah orang biasa yang tidak mungkin kamu banggakan. Aku hanyalah orang biasa, bukan siapa-siapa.

Lihat aku A, lihat aku.

Aku disini.

Selalu ada di dekatmu.

Kamu yang membuat aku berjanji, suatu hari nanti aku akan membuatmu kagum. Mungkin dengan cara ini kamu bisa melihat aku dengan lebih jeli lagi.

Eropa. Destinasi impian banyak orang, termasuk kamu. Eropa tidak pernah menjadi sedemikian menariknya jika bukan karena ceritamu. Aku tidak akan pernah membayangkan pergi ke Eropa jika bukan karena kamu. Ada sesuatu yang magis dari Eropa sehingga kita betah mengobrolkannya berjam-jam. Pesona Eropa terlalu kuat sehingga aku pun masuk ke dalam pusarannya.

Dan kita pun sama-sama berjuang untuk dapat pergi kesana. Mengambil kesempatan yang ada dan menggunakannya sebaik mungkin. Aku, kamu dan Eropa. Setiap hari Eropa menjadi pembicaraan favorit kita. Aku mulai berbagi imajinasi tentang kita yang bertemu di Paris sebagai kota destinasi terakhir. Menikmati cahaya Eiffel di malam hari, berbagi cerita petualangan selama menjelajah Eropa beberapa hari terakhir sambil duduk bergandengan tangan untuk menghibur diri dari puluhan pasangan mesra yang hilir mudik di sepanjang taman. Saat itu akan menjadi salah satu momen terindah dalam hidupku; Eiffel dan kamu.

Eropa yang telah mendekatkan kita namun dia juga yang membuat hubungan kita menjadi renggang. Perlahan tapi pasti kamu mulai menjaga jarak denganku. Di saat Eropa tinggal selangkah lagi hubungan kita malah memburuk. Semua hal yang berhubungan dengan Eropa selalu ditanggapi dingin olehmu. Aku terpuruk. Aku telah jatuh cinta sedemikian rupa dengan Eropa karenamu. Aku tidak mungkin melepas Eropa, dia telah menjadi mimpiku sebagaimana dia dulu pernah menjadi mimpimu juga. Sekarang semuanya bukan masalah pembuktian diri lagi tetapi mengejar mimpi.

Eropa tidak semenarik dulu ketika kita berencana untuk pergi bersama mengunjunginya. Eropa tidak seromantis saat kita bermimpi melihat Eiffel berdua. Eropa menjadi kata yang menimbulkan perang dingin saat terucap diantara kita. Ini menyakitkan A, hal yang dulu kita cintai malah membuat kita saling menjauh.  Aku kehilangan pegangan A. Tidak ada orang yang mengerti dan mencintai Eropa sebaik dirimu. Aku belajar darimu. Kamu yang menjadi role model aku.

Menyakitkan rasanya saat kamu menghindar dariku, mengacuhkan semua pesan singkat maupun panggilan telepon. Aku butuh kamu A. Ingatkan lagi aku akan pesona Eropa agar semangat ini tidak padam walau aku harus pergi sendirian. Berangkat sendiri ke benua yang jaraknya hampir setengah lingkar bumi, meninggalkan zona nyaman dan tidak tahu pasti apa yang akan ditemui disana membuat aku sulit bernapas dan ingin menyerah kalah.

Kamu bilang Tuhan pasti punya rencana dengan mengirim aku pergi sendirian ke Eropa. Dia ingin menunjukkan sesuatu kepadaku. Sesuatu yang mungkin akan luput dari perhatianku jika kita pergi berdua.

Mungkin Tuhan punya rencana lain untuk kita berdua.

Mungkin Eiffel harus menunggu.

Tapi bisakah kita menunggu?
A, saat aku pulang nanti, bisakah kamu melihat aku dengan lebih jeli lagi?

0 Response to "Eiffel Harus Menunggu"

Posting Komentar

Entri Populer

4 Hari Untuk Selamanya Aneka Gorengan aneka oseng Aneka Pepes Aneka Sambal Aneka Sate Aneka Sop Aneka Soto Aneka Sup Anyer backpackingan murah langkawi Balado Telur Bandung Bangkok Belitung BestFriendForever Blogosphere Bogor Books Bromo Carita College Family Film Festival Flashmob go-blogtraveler I Love It Ikan Inspirasi itinerary langkawi itinerary langkawi murah Jajanan Bogor Jakarta Jakarta(Betawi) jalan-jalan hemat ke langkawi jalan-jalan murah jalan-jalan murah ke langkawi JalanJalan Japan jawa Jawa Barat(Sunda) Jawa Tengah Jawa Timur Jogja Khas Bali Khas Betawi Khas Jakarta Khas Makassar Khas Manado Khas Padang Khas Sunda Khas Surabaya KompetiBlog Komuter Konser Kopdar Kuliner Kuliner Bandung Kuliner Di Bandung Kuliner di Bogor Kuliner Di Jakarta Kuliner di Jogja Kuliner di Lamongan Kuliner di Padang Kuliner di Semarang Kuliner Jakarta Kuliner Jogja Kuliner Kota Solo Kuliner Kota Surabaya Kuliner Malam Kuliner Malam di Surabaya Kuliner Malang kuliner Manado Kyoto Lamongan langkawi liburan hemat liburan hemat ke langkawi liburan murah Life For Passion Lombok LoveLive Macau Makanan Manado MakanMakan Makassar Malang malaysia Masakan Betawi Masakan Daerah Masakan Jawa Masakan Kue Masakan Kuliner Masakan Luar Negeri Masakan Makasar Masakan Sayur Memories Movies Music Nara Nasi Bakar Nasi Goreng Office Olahan Ayam Olahan Daging Olahan Mie Olahan Nasi Putih Olahan Sayur Olahan SeaFood Olahan Telur Osaka pejalan PhotosPict Prambors Radio Ranu Kumbolo Resep Aneka Kue Resep Kue Resep Kuliner resep makanan Resep Minuman Resep Otak-Otak Tahu Resep Seafood Resep Untuk Pemula Scandinavia Europe ShopaLover Solo Studi di Belanda Sumatera Barat Tempat Wisata Kuliner Toraja travel traveler traveling murah travelling U Fm wisata kuliner Yogyakarta